GORESAN HATI SANG PERINDU: CERPEN ~JUDUL: KEMBALINYA KATA KASIH~
rencana pertunangan yang sudah di rancang tiga bulan yang lalu kini hanya tinggal harap. Shinta Pramudya sangat sadar semua masalah ini berawal darinya yang belum mampu mengontrol emosinya yang memang terlalu mudah meletup.
semenjak Shinta tanpa sadar membatalkan pertunangan itu, jiwanya benar-benar hampa. keesokan paginya ia langsung menelepon Brian untuk meminta maaf. Namun apalah daya waktu sudah berjalan tanpa mau mengulang. Brian sudah menyampaikan kepada ibunya Shinta perihal penundaan pertunangan mereka. mendengar penjelasan Brian, ibunya Shinta jelas membela yang menurutnya patut dibela, Brian. Sebagai orang tua, ibu tidak mau ikut campur terlalu dalam. ibu yakin anaknya sudah dewasa dan tahu mana yang baik dan kurang baik.
"Shinta.. tak baik mengambil keputusan dengan emosi" pesan ibunya.
Shinta mengerti maksud ibu. Meski tidak langsung memarahi namun kalimat itu sudah cukup mewakili kekecewaan hati ibu kepada Shinta.
hari demi hari berlalu, Brian tak kunjung memulai komunikasi. baik dari sms, telepon, di facebook juga tak terlihat wajah yang diinginkan muncul di obrolan. Biasanya setiap hari Minggu, Brian bertandang ke rumah. tapi kali ini tak terlihat batang hidungnya.
"semarah itukah dia?"
berani membuat kesalahan maka harus berani juga meminta maaf. Wanita egois seperti Shinta selama menjalani hubungan dengan Brian tak pernah meminta maaf duluan, padahal selalu Shinta yang membuat onar. Kali ini ia sungguh tidak peduli dengan egoisnya. tiga kali sehari Shinta sms Brian sekedar menanyakan apa kabar atau mengirinkan puisi-puisi romantis. Sengaja tak menelepon karena Shinta takut tidak diangkat.
satu minggu Shinta berusaha, tetap tak ada tanggapan.
tak mau meneyerah, Shinta mendatangi rumah Brian di saat kekasihnya sedang tidak berada di rumah. Shinta punya trik menarik kembali hati calon mertua. Ibu dan ayah Brian seperti biasa sangat
welcome dengan Shinta.
hubungan Shinta dan ibu Brian sudah seperti anak dan ibu kandung. Mereka sama suka memasak. seharian Shinta membantu ibu Brian memasak dan membuat kue.
"bu.. jangan kasih tau Brian ya kalau Shinta main kesini" pinta Shinta.
"iya.. Shinta tenang aja" ibu Brian mengancungkan jempol.
empat belas hari telah berlalu dijalani Shinta dengan jiwa yang hambar dan tanpa semangat penuh. Jam 19.00 HP nya berdering.
"I love you"
sontak Shinta meloncat-loncat di atas kasur kegirangan.