Rabu, 28 September 2016

GORESAN SANG PERINDU-PUISI

Senyumku adalah tirai ringan yg sangat mudah terhempas angin,
tanpa topangan tiang tuk berdiri.
Dibaliknya,
setumpuk kerinduan kokoh mendekap hati.

Mataku adalah isyarat jujur
yang tak bisa menyembunyikan rasa
yang semakin hari semakin mengakar
ke dasar hati yg paling dalam.

Sosok tegar di ujung sana yang selalu mencuri mimpi-mimpi
Ketika terbangun kenyataan mulai menyemburatkan senyum dan berkata
"mulai hari ini waktu akan terasa lambat n panjang. Namun senyum manismu tak boleh hilang"

Sabtu, 17 September 2016

GORESAN SANG PERIDU-PUISI-

Derai Kesunyian

ternyata...
syurga itu memang indah,
Selama ini tenggelam dala lautan keterpaksaan
Ketika terang mulai menyapa
Barulah indah menghiasi sang jiwa

Wahai impian...
Percayalah jalan sejuk ini akan menuntun langkah
Menjadi ladang tempat berkumpulnya sabar dan ikhlas
Yang akan mejadi senjata ampuh penangkap hikmah

Jauh menatap langit hitam berhias bintang
Disana... ya.. suatu saat akan memancarkan cahaya yang sama
Berdiri di atas tahta kesuksesan
Mengukir senyuman di wajah orang tersayang




Senin, 12 September 2016

GORESAN SANG PERINDU-KUMPULAN PUISI-

SERASA

Saat angin tak menyampaikan pesan cinta
Hati ini menggema tak tentu rasa
Rindu yang di seberang tak merangkai kata
Tiada kalimah yang dulu menggugah

Kasih...
Sang waktu telah menjawab keraguan yang merayap
Betapa rasa takut kehilangan utuh cinta yang kau sekap
Di antara rindu dan cemburu yang semakin merangkap

Betapapun ruang dan waktu memisahkan dua hati
Takkan mampu melumpuhkan rindu yang semakin kentara
Merangkak melawan arus dunia
Demi mempertemukan dua insan yang salin cinta

Tiada kata yang bisa di ucap
Tiada tingkah yang bisa diekspresikan
Hanya menjerit pada ruang nan gelap
Lirih pada setiap bait do'a yang berderaian